Sisi Lain Puncak Bogor Kampung Sampay atau Kampung Arab
metropolitan |
Menjadi wilayah yang sering dikunjungi untuk liburan di akhir pekan, Bogor memiliki berbagai tempat untuk dikunjungi. Seperti Puncak Bogor, salah satu wilayah paling sering didatangi oleh masyarakat, jaraknya tidak begitu jauh dan dapat sampai dalam beberapa jam saja.
Transportasi ke
Puncak Bogor bisa menggunakan kendaran pribadi dan transportasi umum . Tapi
jika disadari ketika mengunjungi wilayah tersebut, sering kali melihat banyak
orang-orang Timur Tengah berlalu lalang. Kebanyakan orang mengingat Puncak
Bogor karena wilayahnya dipenuhi dengan orang Timur Tengah atau Arab, bahkan
tak sedikit dari mereka menjuluki wilayah tersebut dengan Kampung Arab, hal ini
karena banyak orang-orang Arab melewati wilayah tersebut dengan menggunakan
baju putih dengan sorban di kepala mereka.
Beberapa orang mengecap bahwa Puncak Bogor adalah
Kampung Arab namun, tidak semua tempat disana dipenuhi dengan orang Timur
Tengah, nyatanya banyak masyarakat sekitar tidak setuju dan mengelak. Salah
satu daerah nama asli dari kampung Arab adalah kampung Sampai berada di atas
Taman Safari, Cisarua, Bogor. Di daerah tersebut kebanyakan ornamen dan toko
dipenuhi dengan gaya Timur Tengah, mulai dari nama toko yang bertuliskan arab,
toko berjualan sisha dan rokok dari Arab, hingga makanan dan minum Arab. Dua
desa yang menjadi pusat perhatian turis Timur Tengah adalah Tugu Utara dan Tugu
Selatan.
Turis yang datang ke daerah tersebut biasanya
merindukan kampung halaman, sehingga jauh-jauh datang ke Puncak Bogor untuk
menghilangkan rasa rindu tersebut. Restaurant bergaya Arab paling banyak
ditemukan dan dicari, sepanjang jalan Cisarua dipenuhi dengan restaurant dan
kafe yang dapat dikunjungi. Selain merindukan kampung halamannya, orang-orang
Arab yang ada di daerah tersebut menggambarkan Puncak Bogor sebagai jabal ahdor, atau surga dunia, orang
Timur Tengah merasa Puncak yang dipenuhi sungai, gunung, dan lingkungan yang
hijau menjadi gambaran tentang hal tersebut.
Awalnya kampung Sampai dikenal dengan Warung Kaleng,
sebutan itu sudah dipakai sejak zaman colonial Belanda. Hal ini karena, daerah
tersebut menjadi pusat perdagangan oleh pendatang Cina. Disebut Warung Kaleng
awalnya pedagang Cina membuka toko-toko dengan menggunakan seng sebagai atap
sehingga daerah tersebut dikenal dengan Warung Kaleng.
Komentar
Posting Komentar