ABU ABU KASMARAN

ABU ABU KASMARAN
KERANGKA KARANGAN
TEMA / TOPIK                                   : KEHIDUPAN REMAJA ( FRIENDZONED )
JUDUL                                                   : ABU ABU KASMARAN
KERANGKA KARANGAN                :
                         PEMBUKAAN :
                         1. LATAR                     :
-  WAKTU            : MASA LAMPAU 2015
 - SUASANA        :  DI DALAM SEKOLAH  
- TEMPAT            : SEKOLAH MENENGAH KE ATAS ( SMA )
- PENOKOHAN   :
1. NAMIRA : SEORANG WANITA REMAJA KELAS 1 SMA YANG PERIANG DAN MUDAH BERGAUL DENGAN RAMBUT PENDEK SEBAHU, MATANYA YANG BULAT, HIDUNG MANCUNG, DENGAN BENTUK BIBIR YANG FULL.
2. MATTEO : SEORANG PRIA REMAJA KELAS 1 SMA YANG MUDAH BERGAUL, JENAKA DAN  JAHIL, DENGAN TUBUH TINGGI, RAMBUT YANG CEPAK, BERKACA MATA, BERKUMIS TIPIS, DAN DISENANGI BANYAK ORANG KARENA TINGKAHNYA YANG LUCU.
3. RISA          : TEMAN NAMIRA SEJAK KECIL YANG DIPERTEMUKAN KEMBALI DI SMA
4. AHMAD   : TEMAN BARU NAMIRA DAN MATTEO DI SMA DAN JUGA KETUA KELAS
                         ISI :
- PEMICU KONFLIK          : SAAT NAMIRA MERASA BAHWA PERASAANNYA TERHADAP MATTEO LEBIH DARI TEMAN BIASA.
- KONFLIK KECIL                : NAMIRA MENYIMPAN PERASAANNYA DAN HANYA BERCERITA PADA RISA, DAN RISA MENANGGAPI HAL TERSEBUT.
- KONFLIK BESAR              : NAMIRA MENGETAHUI DARI AHMAD BAHWA MATTEO SEDANG MENYUKAI SISWI LAIN.
- KLIMAKS                           : MATTEO MENGETAHUI BAHWA NAMIRA MENYUKAINYA, NAMUN MATTEO MULAI MENJAUHI NAMIRA KARENA IA MERASA RISIH.
- ANTI KLIMAKS                : KETIKA MEREKA BERDUA MERASA MULAI TIDAK NYAMAN DENGAN KENYATAAN BAHWA MEREKA MULAI BERJAUHAN SAAT ITU MEREKA MULAI MERASA KEHILANGAN DAN SALING MEMBUTUHKAN.
                   PENUTUP :
- SOLUSI                               : UNTUK TIDAK TERLALU BERHARAP KEPADA SESEORANG YANG ADA DI DEKAT KITA.
- PENYELESAIAN MASALAH : TIDAK MENGHINDARI MASALAH TERSEBUT NAMUN DAPAT DIBICARAKAN SECARA BAIK BAIK.




Namira memasuki sebuah gedung yang berbentuk persegi panjang dengan dinominasi warna putih dan hijau, disekeliling Namira dipenuhi oleh siswa dan siswa yang mengenakan baju putih abu-abu. Namira merupakan seorang siswa SMA yang duduk dibangku kelas 10, saat Namira sedang mengamati sekeliling seorang siswa dan siswi menghampirinya dan mengajaknya berbincang mereka adalah Matteo dan Risa. Sebulan sudah mereka menikmati menjadi seorang murid SMA, Namira dan Matteo menempati kelas yang sama  hanya saja mereka tidak bergabung dalam satu meja. Suasana di dalam kelas sangatlah ramai, ada guru ataupun tidak kondisi kelas tetap sama, di dalam kelas Matteo sering kali menghampiri Namira yang sedang bersama teman temannya ntah itu untuk meminta minum Namira, meminta tissuenya, atau menjahili Namira. Namira pun bingung dengan sikap jahil Matteo yang tak ada habisnya, segeram apapun Namira terhadapnya ia tak akan bisa marah kepada Matteo, ia pun tak habis pikir kenapa dapat berteman dengan Matteo.
Pertemanan mereka dimulai pada saat Masa Orientasi Siswa ( MOS ) dimulai, Namira yang berpisah dengan Risa karena berbeda kelas dengannya membuat ia kebingungan seperti anak ayam tanpa induknya. Hingga akhirnya saat ia sedang berbaris untuk menunggu upacara penyambutan ada seseorang yang menyoleknya dan memberikan sebuah name tag yang tidak lain adalah milik Namira, bukannya berterimakasih namun ia malah menanyakan nama orang tersebut sehingga didalam benaknya akhirnya ia mendapatkan satu orang teman. “ Mira, benerin dong dasi gue! “ itulah sambutan pagi yang Namira dapatkan setiap ia memasuki kelasnya, suara Matteo yang menggelegar tersebut sontak membuat reflek tangannya untuk memukul Matteo yang sedang berjalan kearahnya dengan dasi yang digenggam olehnya. “ Percuma nih laki tapi gabisa make dasi sendiri, dipikir gue asistennya apa kerjaannya masangin dasi mulu “ celetuk Namira sambil memasangkan dasi ke leher Matteo. Begitulah mereka, perdebatan perdebatan kecil yang selalu mengawali pagi mereka yang nantinya berlanjut menjadi gelak tawa untuk mereka. Saat keadaan kelas sedang ramai, sang ketua kelas Ahmad pun datang memasuki kelas dengan membawa pesan bahwa akan diadakannya ujian Bahasa Inggris saat guru masuk nanti, Ahmad pun menyampaikan saat ujian berlangsung tempat duduk akan diurutkan sesuai absen sehingga otomatis Namira dan Matteo duduk di satu meja yang sama. Senyum lebar terpapar pada wajahnya saat menoleh ke Matteo yang sedang menatapnya dengan pandangan kosong.  “ Mattt, jangan lupa bantuin yaa, jangan lupa geser, kalo bisa tukeran jawaban kan  kita temen harus saling membantu yayaya “ ujar nya sambil menggoyang goyangkan tubuh Matteo yang lumayan besar dibandingkan dengan tubuhnya, “ Kalo lu nya ga rese juga gue bantu, masalahnya lu rese sih kalo udah panik “ menoyor kening Namira secara pelan.
" Aah gilaa padahal ulangann harian doang kenapa susah banget sih ! sebel banget baca soalnyaa muaakk " omel Namira saat setelah menyelesaikan ujian Bahasa Inggrisnya, ia pun menyolek Matteo dan berkata " Pindah gih Mat, Susi udah nungguin tuh mau duduk disinii " jawab Matteo " Ah elah ribet, udahlah gue duduk sini aja lagian gue juga gamau jauh jauh dari lu " dibarengi tawa Matteo yang sambil memiting kecil leher Namira. Begitu memang kelakuan mereka, belum lama mereka kenal namun mereka sudah bisa terbuka satu dengan yang lain. 
4 bulan sudah Namira dan Matteo berteman, selama itu juga mereka duduk bersama, banyak cerita dan hal hal lucu yang sering mereka lakukan mulai dari bolos kelas bersama, pergi ke suatu event bersama, sehingga banyak teman teman mereka yang menganggap bahwa pertemenan mereka lebih dari sekedar berteman. Namira selalu bercerita tentang apapun kepada Matteo begitu juga sebaliknya hal hal sepele pun suka mereka ceritakan. Nyaman, itulah yang dirasakan oleh Namira, kenyamanan yang terkadang membingungkannya. Namira merasakan semakin ia bersama Matteo sikap Matteo terhadapnya menjadi jauh lebih berbeda. Matteo lebih suka memperhatikan Namira, memberikan perhatian yang lebih, tutur kata Matteo yang terkadang membuat hati kecil Namira bergetar. Perlakuan perlakuan nya seperti menjemput Namira tanpa disuruh nya, hal kecil seperti meminjamkan jaketnya kepada Namira, bahkan terkadang saat Namira sedang kelelahan dan ingin tidur Matteo sering menghalangi sinar matahari yang masuk lewat jendela dengan tubuhnya. Namira sering kali menyangkal saat Risa menanyakan tentang perasaannya kepada Matteo, " Mira, gue tuh tau banget lu orang yang kyk gimana. Lu tuh nganggep Matt lebih dari temen kan? " tanya Risa yang selalu disangkal oleh Namira namun akhirnya dia pun lelah untuk menyangkal sehingga ia jujur pada Risa bahwa yang sebenernya ia menyimpan perasaan lebih dari sekedar teman kepada Matteo. Akhirnya ia menceritakan semua yang dirasakan dan perasaannya terhadap Matteo, ia mempercayakan semuanya kepada Risa karena ia yakin Risa dapat menyimpan rahasianya tersebut. Risa pun memberikan saran saran untuknya supaya Namira tidak jatuh lebih dalam lagi, sehingga Namira berusaha untuk menyimpan perasaannya agar Matteo tidak mengetahui kebenaran tersebut. “ Lu berhak untuk suka, mungkin cara dia memperlakukan lu yang buat lu nyaman dan malah berujung menganggap dia lebih dari sekedar teman ” ujar Risa kepada teman kecilnya itu.
Namira memasuki kelas nya bersama Susi bertepatan dengan datangnya Matteo, Matteo pun menyenggol Namira dengan sengaja “Bengong aja masih pagi, dengerin tuh Susi lagi cerita” dengan tatapan sinis Namira melihat Matteo dengan mendorong tubuh Matteo dan menempati tempat duduknya, “ Susi duduk sini aja ! Matt pindah ke tempat duduk dia yang kemaren kok, yakan Mat? “ yang ditanya mengerutkan dahi dengan berkata “ Apaan sih Mir, dari kemaren gue juga disini duduknya, masa tiba tiba pindah ga ada omongan. “ jawabnya dengan kesal kepada Namira, yang dijawab oleh nya dengan nada ketus “ Yaudah kalo gamau pindah gue aja sama Susi yang pindah, ribet! . Matteo pun bingung melihat tingkah Namira pagi itu namun ia berpikir mungkin Namira sedang mengalami datang bulan karena sudah beberapa kali Matteo terkena omelan Namira saat ia sedang datang bulan. Ahmad yang datang menghampiri Matteo pun bingung melihatnya duduk dibangku sebelahnya “ Lah digusur lu hahaha, kenapa tuh cewe lu? PMS yaa? “ goda Ahmad pada Matteo “ Au dah pagi pagi udah marah aja, udah dimarahin diusir lagi “ jawabnya kemudian memukul kepala Ahmad dengan kencang “ Itu  bukan cewe gue ngaco, diayak apa kalo ngomong “. Ahmad yang mendengar hal tersebut hanya menganggukkan kepalanya sambil tertawa. Risa datang ke kelas Namira bersama temannya yang bernama Karina, Karina merupakan teman sekelas Risa juga teman sebangkunya. Dari belakang suara Ahmad terdengar sangat kencang memanggil nama Karina, saat itu juga Namira melihat ke arah Matteo yang sedang memperhatikan Karina,namun sekali lagi ia menyangkalnya. Saat bel istirahat berbunyi Namira menghampiri Ahmad yang sedang berjalan “Mad! Tunggu dongg” Ahmad pun memberhentikan langkahnya dan melanjutkan kembali langkahnya saat Namira sudah didekatnya, “ Si Matt kemana mad? Kok gak bareng tumben “ tanya Namira pada Ahmad “ Ah lu sih pake marah marah sama dia tadi pagi, moodnya ancur tuuh jadinya. “ Namira pun langsung merasa bersalah dengan perlakukannya tadi “ Trus sekarang dia dimana? “ Ahmad menjawab “ Tuh lg sama Karina gatau kemanaa, emang dah yang lagi berbunga bunga tuh emang suka gitu Mir hahaha “ saat mendengar hal itu Namira pun kaget, kecewa dan sedih yang ia rasakan saat mendengar hal itu. Saat hendak kembali ke kelas ia pun berpapasan dengan Matteo dan Karina saat melihat itu ia pun langsung bergegeas pergi untuk menemui Risa, Matteo yang melihat itu bingung dengan Namira tingkahnya saat itu sangat membingungkan.
“ Risa, kayaknya perhatiann dia ke gue cuman sebatas temen “ ucapnya langsung pada Risa yang membuatnya bingung. “ hah ? apaan maksudnya, siapa siih? “ bukannya menjawab Namira malah menanyakan pertanyaan lagi “ Karina lagi deket emang sama Matteo? Soalnya Ahmad tadi bilang kayak gitu, gue gatau sih bener apa gak, tapi tadi pas mau kesini gue liat mereka lagi jalan berdua doing “ cerita Namira pada Risa dengan nada pelan dan lesu. Risa pun mencoba untuk menenangkan temannya itu, saat Risa ingin melanjutkan pembicaraannya ia melihat Matteo berada di depan pintu kelas denga memanggil nama Namira mau tak mau ia pun mengikuti Matteo dengan berjalan bersamping sampingan. “ Nanti pulang bareng gue aja Mir, dari pada nunggu nunggu Risa kelamaan ya Mir. “ namun tak ada jawaban dari yang ditanya “ Jawab dong orang lagi ngomong nih, kyk lagi ngomong sama bengkoang dah gua “ kesal mendengar celutukannya Namira pun membalas dengan sinis “ Oh mau ngajak pulang bareng? Pasti ajakan ke Karina ditolak makanya langsung ngajak gue pulang bareng, yakan? Ketaker banger lu Mat “ kaget mendengar hal itu Matteo pun menarik lengan baju Namira dan menanyakan ada apa dengan dirinya. Namira pun mengakui apa yang sedang ia rasakan,perhatian lebih yang diberikan Matteo membuat dia bingung dengan perasaannya, namun kenyataannya Matteo menyukai orang lain dan bukan dia, lantas kenapa Matteo harus memberikan semua perhatian dan perlakukan tersebut kepadanya. Setelah mengakui hal itu Namira pun memasuki kelas dan mengambil tasnya untuk pulang tidak memperdulikan apabila kelas belum selesai. Setelah mendapat pengkauan dari Namira Matteo pun bingung harus apa, apakah perlakuan yang diberikan salah atau berlebihan, perasaannya terhadap Namira apakah hanya sekedar teman atau lebih. Rasa bersalahnya menghantui Matteo sehingga ia harus menjaga jaraknya dengan Namira, yang biasanya dikelas mereka suka sekali bercanda tawa dan menjahili teman temannya kini mereka hanya berjauh jauhan tanpa mengeluarkan suara ke satu dengan yang lain, bahkan menatap saja tidak. Matteo merasa tidak nyaman dengan kenyataan bahwa Namira menyukainya akibat perlakukan berlebihannya, namun disisi lain Matteo memang tulus melakukan hal hal tersebut tanpa adanya sebuah paksaan. Gengsi yang ada di dalam diri masing masing membuat mereka tidak mau membuka komunikasi satu dengan yang lain, bahkan Risa dan Ahmad sudah mencoba untuk menyatukan mereka namun mereka malah semakin menjauh. Namun Matteo ternyata bercerita kepada Ahmad bahwa kenyataannya dia membutuhkan Namira disampingnya, bagaimana pun juga ia mengaku bahwa perlakuannya itu salah, memberikan sebuah harapan kepada seseorang. Matteo merasa sangat kehilangan bahwa temannya sejak awal masuk itu jauh dari nya.
Matteo akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri Namira dan meminta maaf atas semua perbuatan dan perilakunya yang membuat Namira salah paham. Namira pun juga melaukan hal yang sebaliknya meminta maaf atas perlakuannya yang egois  terhadap Matteo. Mereka pun saling mengungkapkan bahwa saat keadaan sedang menjauh mereka sangat merasa kehilangan satu dengan yang lain, seperti ada  yang hilang diantara mereka. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk kembali bersama dan saling menjaga satu sama lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finch Coffee and Resto Bernuansa Ramah Lingkungan

Secangkir Kopi Dari Kafe Klasik