KEINGINAN DAN PENCAPAIAN ( e s s a y )



         Kita sebagai manusia telah diberikan akal budi oleh Tuhan dan alangkah baiknya jika kita mempergunakan akal tersebut dengan baik dan bijak agar berguna di dalam kehidupan kita. Hal ini juga berlaku untuk saya, seorang mahasiswa yang sedang mencari pengalaman dan berusaha untuk mencapai cita – cita yang diimpikan. Selama ini saya berpikir tentang bagaimana saya akan menjalani kehidupan saya, apa yang akan saya lakukan besok, dan apakah hari – hari kemarin akan sama dengan hari esok, dan apa yang akan saya capai setelah saya lulus dari dunia perkuliahan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang selalu terngiang dikepala saya, terutama saat saya sedang merenungkan tentang keinginan dan cita – cita yang diinginkan. Jika membahas tentang hal tersebut, dulu saat duduk di bangku sekolah dasar saya bercita – cita untuk bekerja di suatu lembaga hukum dan mendapatkan posisi untuk menjadi seorang jaksa. Namun, saya menyadari saat berada di kelas 5 SD saya sangat payah dalam pelajaran Pendidikan Kewenegaran.
            Saya adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, saya memiliki pola pikir bahwa apa yang dilakukan saudra saya akan saya lakukan juga, karena mereka adalah role model untuk saya begitu juga dengan kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan kepada anak – anaknya saat akan melakukan sesuatu. Tapi seiring berjalannya waktu pemikiran saya berubah akan hal itu tentang mengikuti jejak mereka, maksudnya adalah saya dan mereka memiliki kapasitas dan kemampuan yang berbeda walaupun mereka adalah saudara kandung saya, dan bukan berarti apa yang mereka bisa lakukan saya bisa melakukannya juga. Setelah dahulu saya berkeinginan untuk menjadi seorang jaksa dan saya tahu diri bahwa saya tidak menyanggupinya akhirnya saya berpindah haluan berkeinginan untuk menjadi seorang atlet renang tapi saat menjelaskannya kepada orang tua hal itu langsung mereka tepis. Mereka berkata bahwa keinginan atau cita – cita itu bukan main – main, ini akan menentukan bagaimana saya akan menjalani kehidupan saya kedepannya, hal ini merupakan bekal untuk saya apabila ingin sukses. Bocah kelas 6 SD yang mendengar pembicaraan semacam itu termenung dan berpikir apa yang harus dilakukan agar bisa sukses, jujur saja saya selalu menggonta – ganti impian saya dan tidak pernah punya satu impian tetap. Hingga saat tahun lalu saya mendapatkan tamparan keras dan harus menerima kenyataan bahwa saya belum bisa mendapatkan kuliah yang di inginkan, dan saat itu saya kecewa dengan diri saya sendiri. Tahun lalu saat saya mencoba ikut test PMDK PNJ dengan pilihan jurusan jurnalistik dan MICE saya tidak mendapat kesempatan untuk mengisi bangku kosong disana, kemudian saat UMPN PNJ dibuka dan saya mencoba mengikuti test tersebut dengan pemilihan jurusan yang sama, dan hasilnya pun sama, mungkin Tuhan belum memberikan kesempatan itu untuk saya. Orang tua saya menyadari bahwa anaknya sedang tertekan memberikan wejangan, mereka berkata bahwa apabila saya belum siap untuk masuk ke dunia perkuliahaan jangan memaksa diri sendiri, karena akan beresiko fatal apabila kuliah hanya dengan ‘ingin’ dan bukan dengan kesungguhan. Begitu juga dengan kedua saudara saya yang mewejangi saya, mereka menekankan untuk menenangkan diri, mencari tahu apa yang saya sukai dan lebih baik berkuliah dengan memilih jurusan sesuai apa yang disukai dan bukan yang diminati. Sesaat saya termenung memikirkan apa yang saya sukai, akhirnya saya sadar salah satu hal yang saya sukai adalah menulis, selama ini tanpa saya sadari saya sangat suka dalam hal tersebut namun tidak pernah tersalurkan dan dipublikasikan. Saat sekolah dasar saya suka menulis puisi yang hasilnya hanya disimpan dan dinikmati sendiri tanpa orang – orang tahu, saat saya duduk di bangku SMP, saya suka menulis cerita – cerita pendek yang hanya diketahui oleh teman teman sekelilling saya. Hal itu tidak pernah ter-realisasikan dan saya selalu insecure terhadap karya yang saya buat, karena di luar sana pasti masih banyak karya – karya orang yang jauh lebih bagus dari kepunyaan saya.
            Setelah mendengar wejangan orang tua dan kedua saudara saya, akhirnya saya memikirkan apa yang harus saya lakukan untuk menunggu tahun depan dan mencobanya lagi sekaligus mencari kegiatan yang berkesinambungan dengan menulis sehingga apa yang saya sukai itu bisa berkembang dan membuahkan hasil. Akhirnya pada bulan Juli tahun lalu saya diberikan kesempatan untuk part time disebuah perusahaan start up dan dijadikan sebagai copy writer di perusahaan tersebut, sebuah pengalaman yang sangat berarti untuk saya. Disana bukan hanya bekerja, namun saya belajar untuk menulis sebuah caption yang baik dan eye catching untuk target marketing dalam social media  agar orang – orang mau mengunjungi akun dan website mereka, saya juga diajarkan bagaimana menulis sebuah artikel yang baik dan benar walaupun kemungkinan bagi orang – orang menulis artikel sangat mudah namun, menulis artikel yang diajarkan bertujuan untuk mengajak dan memberi informasi kepada masyarakat luas. Selama hampir 6 bulan saya part time di perusahaan tersebut banyak sekali ilmu yang di dapat bukan hanya itu atasan saya sangat baik dan selalu memberikan motivasi kepada saya seperti ‘ jangan mudah untuk insecure, selalu percaya diri saja, walaupun tidak kuliah bukan berarti kamu tidak mampu untuk bersaing dengan orang – orang diluar sana ’ hal – hal semacan itu sering sekali dikatakan dan membuat saya menjadi lebih semangat bekerja dan semakin semangat untuk melanjutkan pendidikan saya ke perkuliahaan. Dengan kegiataan yang saya jalani itu wawasan saya tentang dunia menulis sangat terbuka, sambil saya bekerja dan belajar untuk ujian selanjutnya saya juga mulai mencicil untuk membuat karya – karya saya seperti cerita – cerita pendek, puisi yang lebih ke gaya Bahasa sastra, membuat kutipan kata yang membangun motivasi.
            Sampai akhirnya saya menumkan jurusan yang tepat untuk saya yaitu penerbitan. Awalnya pun saya masih abu – abu dengan dunia penerbitan namun semakin saya pelajari penerbitan itu sendiri mencangkup keseluruhan dan bukan hanya menulis. Menulis itu sendiri ternyata ada dalam diri saya sedari lama tanpa saya sadari, mengarang sebuah kata yang bisa dijadikan puisi atau cerita tanpa saya sadari suka dituliskan di sebuah lembaran kosong, mengarang dari imajinasi yang ada di kepala saya dan dijadikan sebuah cerita dan dituang kesebuah ketikan, namun sayangnya tidak pernah dipublikasikan. Saat kecil saya suka menulis buku harian berisi tentang apa yang saya lakukan dan apa yang saya rasakan sehingga ketika saya ingin mengingatnya kembali hanya dengan membuka buka buku tersebut saya bisa merasakan kembali hal tersebut. Dari pengalaman yang terjadi, saya berkeinginan untuk membuat sebuah buku tentang perasaan seseorang, tentang ke insecure –an yang mereka alami dan bagaimana cara mengatasinya dengan gaya Bahasa kesukaan saya yaitu sastra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finch Coffee and Resto Bernuansa Ramah Lingkungan

Secangkir Kopi Dari Kafe Klasik